Sejarah Kereta Api di Indonesia
Transportasi berasal dari kata latin yaitu “trans” berarti seberang atau sebelah lain dan “portare” berarti mengangkut atau membawa. Jadi transportasi berarti mengangkut atau membawa (sesuatu) ke sebelah lain atau suatu tempat ke tempat lainnya. Ini berarti transportasi merupakan suatu jasa yang diberikan, guna menolong orang atau barang untuk dibawa dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dengan demikian dapat diberi definisi sebagai usaha kegiatan mengangkut membawa barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan bergerak dan berjalan di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala kecil maupun besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara di dunia berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara.
Sejarah perkereta-apian sama seperti sejarah alat transportasi pada umumnya yang di awali dengan penemuan roda. Mulanya dikenal dengan kereta kuda yang hanya terdiri dari satu kereta (rangkaian), kemudian dibuatlah kereta kuda yang menarik kereta lebih dari satu rangkaian serta berjalan di jalur tertentu yang terbuat dari besi (rel) yang dinamakan sepur. Alat ini digunakan khususnya di daerah pertambangan, tempat terdapat lori yang dirangkaian dan ditarik dengan tenaga kuda. Setelah James Watt menemukan mesin uap dan Nicolas Cugnot membuat kendaraan beroda tiga dengan bahan bakar uap yang disebut kuda besi. Kemudian Richard Trevithick membuat mesin lokomotif yang dirangkaikan dengan kereta dan disempurnakan lagi oleh George Stephenson.
Pada tahun 1814 George Stephenson berhasil membuat lokomotif yang diberi nama Blucher. Lokomotif ini dapat menarik 8 gerbong yang berisi 30 ton batu bara dengan kecepatan 6,4 km per jam. Setelah itu penyempurnaan demi penyempurnaan dilakukan untuk mendapatkan lokomotif uap yang lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta lebih banyak.
Setelah itu penemuan listrik oleh Michael Faraday membuat beberapa penemuan peralatan listrik yang diikuti dengan penemuan motor listrik yang kemudian digunakan untuk membuat trem listrik yang merupakan cikal bakal kereta api listrik. Kemudian setelah itu Rodolf Diesel menciptakan kereta api bermesin diesel yang lebih bertenaga dan efisien. Seiring dengan berkembangnya teknologi kelistrikan dan magnet yang lebih maju, kemudaian dibuatlah kereta api magnet yang memiliki kecepatan di atas kecepatan kereta api biasanya.
Kereta api sebagai salah satu alat transportasi massal memiliki karakteristik dan keunggulan khusus, terutama dalam kemampuannya mengangkut, baik orang maupun barang secara massal, menghemat penggunaan ruang dan energi, memiliki tingkat pencemaran yang rendah, mempunyai faktor keamanan yang tinggi, serta lebih efisien dibandigkan dengan model transportasi darat lainnya untuk angkutan jarak jauh dan padat penggunanya, seperti daerah perkotaan yang otomatis pengguna jalan banyak dan menyebabkan macet.
Selain itu, kereta api sebagai salah satu bagian dari satu sistem angkutan mempunyai fungsi pokok yang bersifat pelayanan kepada pelanggan, berorientasi kepada pasar baik kepada penumpang maupun untuk barang yang dilayaninya berpindah tempat dari satu lokasi asal ke tempat tujuan.
Di Indonesia kereta api merupakan alat transportasi darat yang paling banyak peminatnya dibandingkan dengan alat transportasi darat lainnya seperti, bus dan angkutan umum. Hal ini dikarenakan kereta api merupakan sesuatu yang sangat praktis bagi masyarakat Indonesia pada umumnya, selain menghemat energi, kereta api sering dipandang sebagai sarana transportasi untuk semua lapisan masyarakat, tidak hanya melayani untuk kalangan atas saja melainkan kereta api juga menyediakan untuk lapisan masyarakat kelas menengah ke atas.
Sejarah kereta api di Indonesia pertama kali diawali dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di Semarang tepatnya di desa Kemijen, pada hari Jumat tanggal 17 Juni 1864, oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh "Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij" (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar kereta api 1435 mm. Pemasangan lintas pertama ini nampaknya semula hanya semata-mata bermotif komersial, karena hasil bumi yang berupa gula, tembakau, dan nila, dari daerah Yogyakarta dan Surakarta yang pada waktu itu merupakan bahan ekspor dan memerlukan angkutan cepat untuk sampai di pelabuhan Semarang.
Tiga tahun lebih, tepatnya pada hari Sabtu tanggal 10 Agustus 1868, jalur kereta api tersebut sudah berfungsi dengan baik. Pada hari itu kereta api pertama di Indonesia berhasil diluncurkan dari Semarang menuju Tanggung. Setelah pembangunan jalur kereta api tersebut berhasil, kemudian pembangunan dibangun lagi pada tanggal 10 Februari 1870 dibangun lagi rel kereta api yang menghubungkan kota Semarang-Surakarta (110 Km). Bahkan pada tanggal 10 Februari 1972 bentangan rel kereta api tersebut mencapai Yogyakarta.
Setelah pembangunan tersebut selesai, kemudian pada tanggal 21 Mei 1973 pembangunan rel kereta api dilanjutkan Kedungjati-Bringin-Tuntang-Ambarawa, pada hari itu juga pengoperasiannya dibuka untuk umum dan sejak saat itu kereta api merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam masyarakat Ambarawa. Pada saat yang sama juga dibangun lintas Jakarta-Gambir (1871), Gambir-Jatinegara (1872), hingga Jatinegara-Bogor (1873). Selanjutnya dibangun lintas Bogor-Maos (1894), Yogyakarta-Cilacap (1887), Surakarta-Surabaya (1898), Kertosono-Blitar (1884), Surabaya-Malang (1879), Bangil-Jember-Panarukan (1897), Jakarta-Serang (1900).
Pada tahun 1913 NISM kemudian diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda dan mendirikan perusahaan kereta api yang dinamakan SS (Staat Spoorwegen). Beberapa perusahaan swasta lainnya yang mendapatkan konsesi untuk membangun jalan rel antara lain Semarang Chirebon Stoomtram Maatschappij (SCS) yang membangun lintas Semarang-Cirebon, Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJM) membangun lintas Semarang-Juana, Kediri Stoomtram Maatschappij (KDM) yang membangun trem listrik di daerah Kediri, Madoera Stoomtram Maatschappij (MadSM) yang membangun trem listrik untuk daerah Madura, Oost Java Stoomtram Maatschappij (OJS) yang membangun trem listrik di dalam Kota Surabaya pada tahun (1923-1924), serta Nederland Indische Tramweg Maatschappij dan Batavia Electrische Tram Maatschappij yang mengusahakan angkutan kereta api di dalam Kota Jakarta.
Sedangkan untuk di luar Pulau Jawa, juga dibangun jalan rel kereta api di Sumatera Barat pada tahun 1891- 1896, di Aceh pada tahun 1878-1917, dan di Sumatera Selatan pada tahun 1914-1924. Kereta api di Sumatera ini dibangun oleh Departemen Peperangan (DVO) untuk keperluan Perang Aceh dengan lebar sepur 70 cm. Untuk daerah Sulawesi dimulai pada tanggal 1 Juli 1923 telah dipasang oleh SS lintas Makasar-dan Takalar, dan beberapa tahun kemudian operasinya dihentikan karena terlalu berat biaya eksploitasinya. Sampai dengan tahun 1939 panjang jalan kereta api di Indonesia mencapai 6.811 km.
Pada masa pendudukan Jepang, sifat liberal di dunia perkeretaapian dikikis sehais-habisnya. Semua alat angkutan digabung menjadi satu. Termasuk seluruh perusahaan kereta api yang sebelumnya milik Belanda dikuasai dan dilebur menjadi satu dengan nama Ryuku Kyoku serta diadakan standarisasi lebar sepur menjadi 1067 mm. Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, seluruh perusahaan kereta api diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia. Dalam memberi isi pada kemerdekaan, kereta api sebagai pelopor tindakan heroik dengan mengambil alih kekuasaan Jepang di Bandung pada tanggal 28 Agustus 1945.
Setelah penyerahan kedaulatan akhirnya pada tanggal 28 September 1945 secara resmi lahirlah Perusahaan Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) berpusat tetap di Bandung yang meliputi perusahaan kereta api di Jawa dan Madura. Pada waktu itu di Sumatera masih di bawah pendudukan Belanda di bawah SS/VS (Staatspoor-weg En Verenigde Spoorweg Bedrijr).
Setelah negara RI menjadi negara kesatuan pada Januari 1950, DKARI berubah menjadi Djawatan Kereta Api (DKA), Berdasarkan UU No. 19 dengan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1963 berubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA). Kemudian Dengan adanya penetapan melalui PP No. 01 Tahun 1971 berubah menjadi Perusahaan Jawatan Kereta api (PJKA), Berdasarkan PP No. 57 tahun 1990, yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 1991 berubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA), Pada tahun 1992, pemerintah mengeluarkan UU No. 13 tahun 1992 tentang perkeretaapian. Dengan keluarnya UU tersebut, maka banyak peraturan perkeretaapian sejak jaman Belanda dinyatakan tidak berlaku lagi. Kemudian berdasarkan PP No. 19 Tahun 1998 berubah menjadi PT Kereta Api (Persero) hingga sekarang.
Sekarang UU Perkeretaapian yang terbaru adalah UU No. 23 tahun 2007. Dengan UU tersebut, maka UU No. 13 tahun 1992 sudah dinyatakan tidak berlaku lagi. Pada UU No. 23 tahun 2007 disebutkan bahwa pemerintah telah membuka kesempatan bagi pihak swasta untuk ikut mengembangkan bisnis perkeretaapian di Indonesia. Jadi PT. Kereta Api (Persero) harus menyiapkan diri agar mampu menghadapi persaingan bisnis kereta api di Indonesia yang sebelumnya menjadi hak monopoli mereka. Perusahaan tersebut telah melakukan banyak pembenahan agar tetap eksis di bisnis kereta api dan juga mampu memanfaatkan segala potensi yang dimiliki.
2.2 Jenis-jenis kereta api di Indonesia
Di Indonesia, kereta api merupakan suatu alat transportasi yang tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, hal tersebut dikarenakan kereta api memberikan pelayanan terhadap masyarakat Indonesia dalam mencapai tujuannya. Kereta api dianggap suatu jenis angkutan yang paling banyak dicari atau digunakan oleh masyarakat. Selain itu banyak terdapat beragam jenis-jenis kereta api yang beroperasi di Indonesia.
Di bawah ini merupakan jenis-jenis kereta api yang terdapat maupun yang pernah digunakan oleh masyarakat Indonesia.
1. Kereta Api dari segi di atas/di bawah permukaan tanah
· Kereta api permukaan (surface)
Kereta api permukaan berjalan di atas tanah pada umumnya kereta api yang sering dijumpai adalah kereta api jenis ini. Biaya pembangunannya untuk kereta permukaan adalah yang termurah dibandingkan yang di bawah tanah atau yang layang. Umumnya lintasan permukaan ini di Indonesia dibangun sebelum Perang Dunia II.
2. Kereta api dari segi penggunaan
· Kereta api penumpang
Kereta penumpang di Indonesia merupakan kereta yang paling banyak penggunanya dan peminatnya dibandingkan dengan jenis-jenis kereta api lainnya, karena fungsinya yang mengantarkan masyarakat Indonesia untuk mencapai daerah tujuannya. Terdapat bermacam-macam jenis kelas kereta penumpang di Indonesia yang sesuai dengan tingkat kualitas pelayanannya. Berikut ini merupakan jenis-jenis kereta penumpang yang sesuai dengan kegunaannya di Indonesia.
Ø Kelas ekonomi
Kereta api ekonomi adalah kelas kereta penumpang dibawah kelas bisnis, kereta ini adalah kereta yang paling murah biayanya. kereta ini tidak menyediakan jasa seperti kursi yang nyaman, Air Conditioner (AC) dan lain-lain. Selain itu kelas ekonomi juga mengijinkan para pedagang asongan masuk ke dalam kereta dan menjual dagangan serta kereta ekonomi ini yang paling sering berhenti di setiap stasiun. Meskipun terkesan memiliki fasilitas yang kurang dan apa adanya, kereta ini menjadi idaman para penumpang pada saat hari raya ataupun hari libur. Walapupun dalam setiap perjalanan, kereta ini harus berhenti untuk mengalah dengan kereta api kelas atasnya.
Ø Kelas Bisnis
Kereta api bisnis adalah kelas kereta penumpang di bawah kelas eksekutif (di tengah antara kelas ekonomi dan eksekutif). Khusus di Indonesia, kereta kelas bisnis ini tidak dilengkapi dengan AC (Ai air Conditioner). Jumlah kursi dalam kereta bisnis pun lebih banyak dibandigkan dengan kereta api eksekutif, yaitu sebanyak 64 buah. Selain itu kereta bisnis juga membolehkan pedagang asongan untuk menjual dagangan mereka di dalam kereta, namun hanya di saat kereta berhenti di stasiun.
Ø Kereta eksekutif
Kereta api eksekutif adalah kereta yang paling lengkap fasilitasnya, kursi yang empuk dan bisa melakukan penyetelan terhadap kursi, dilengkapi dengan AC (Air Conditioner), menyediakan sarana hiburan selama dalam perjalanan berupa tayangan audio/video (Show On Rail). Selain sarana hiburan, penumpang dapat juga memesan makanan dan minuman sesuai dengan menu pilihan yang disediakan dan bisa dinikmati baik di tempat duduk masing-masing maupun di kereta restorasi (kereta makan) yang didesain sebagai mini bar yang dilengkapi dengan fasilitas untuk berkaraoke dan kereta ini bebas dari pedagang asongan.
· Kereta api barang
Kereta api barang merupakan kereta api yang dikhususkan untuk mengangkut atau membawa barang-barang saja dan bukan orang. Di Indonesia kereta barang terdapat bermacam-macam tergantung dengan jenis dan fungsinya. Kereta-kereta barang tersebut antara lain mengangkut pasir, batu bara, pupuk, semen, kayu, dan barang-barang kebutuhan manusia lainnya.
Kereta api barang pada umumnya dioperasikan hanya pada saat ada orang yang memesan gerbong saja, untuk keperluan yang memerlukan angkutan yang dapat memuat banyak dan untuk jarak jauh. Pemuatan barang dalam gerbong dan pengaturan gerbong dalam rangkaian kereta api yang akan diberangkatkan dilakukan didaerah lansir oleh lokomotif lansir.
Untuk mencapai optimasi operasi, maka susunan dan jumlah gerbong dalam suatu rangkaian gerbong kereta api harus sesuai dengan kapasitas lokomotif yang akan menariknya. Keadaan jalan kereta api harus diperhatikan karena dapat membatasi jumlah gerbong dan panjang rangkaian kereta api tersebut. Pada jalan kereta api yang dipakai untuk dua arah, harus tersedia tempat yang cukup untuk berpapasan setiap kali terjadi pertemuan antara dua kereta api yang berlawanan arah atau jika kereta api yang lebih cepat dan mendahului kereta api lambat.
· Kereta wisata
PT Keresta Api Indonesia (Persero) juga menyediakan layanan kereta wisata yang tarifnya disesuaikan dengan harga tiket tertinggi pada kereta yang dirangkaikan dengan kereta wisata tersebut. Gerbong kereta wisata diberi nama Nusantara, Bali, dan Toraja. Selain itu, di Ambarawa tersedia pula kereta wisata dengan lokomotif uap bergigi. Di Solo, kereta wisata Punokawan jurusan Purwosari-Wonogiri menelusuri jalan Slamet Riyadi di Kota Solo. Adapun di Sumatera Selatan, tersedia kereta wisata yang diberi nama Kereta Sultan, sedangkan di Sumatera Barat tersedia pula kereta wisata yang bertujuan ke Lembah Anai dan Pantai Pariaman.
· Kereta komuter
Kereta komuter adalah sistem transportasi berbasis kereta api yang menghubungkan daerah bisnis pusat (central business district) di perkotaan dengan kawasan-kawasan pinggiran kota. Kereta komuter diselenggarakan untuk melayani para komuter atau penglaju. Selain itu kereta komuter merupakan kereta api yang beroperasi dalam jarak dekat, menghubungkan kota besar dengan kota-kota kecil di sekitarnya atau dua kota yang berdekatan. Penumpang kereta ini kebanyakan adalah para penglaju bermobilitas tinggi yang pulang-pergi dalam sehari, misalnya ke tempat kerja atau sekolah. Tidak mengherankan apabila frekuensi perjalanan komuter termasuk tinggi dan jumlah penumpangnya juga paling banyak dibanding kereta jenis lainnya.
Layanan kereta komuter di Indonesia dapat ditemukan di seluruh provinsi di Pulau Jawa. Kereta komuter diluncurkan untuk mengatasi kemacetan. Berbeda dengan kereta reguler pada umumnya, kereta komuter lebih banyak singgah di stasiun/halte, dan jumlah perjalanan lebih banyak, jaringan komuter di Indonesia masih menjadi satu dengan kereta api jarak jauh, bahkan kebanyakan rangkaian kereta apinya juga diambil dari bekas kereta api jarak jauh.
Walaupun demikian, pemerintah saat ini sedang mempersiapkan pembangunan jaringan kereta api komuter yang lebih canggih, seperti monorel, kereta bawah tanah, maupun Mass Rapid Transit (MRT) yang rencananya akan dibangun di Jakarta dan Surabaya. Komuter umumnya dilayani oleh rangkaian kereta api ekonomi, tetapi beberapa sudah ada yang dilayani oleh kereta kelas bisnis bahkan kelas eksekutif, seperti kereta api Pakuan jurusan Jakarta- Bogor.
Selain kelas-kelas kereta api di atas, terdapat juga jenis kereta yang dikhususkan ketika waktu lebaran saja. Maksud pengoperasian kereta api ini adalah untuk menampung ledakan penumpang yang terjadi menjelang dan sesudah hari lebaran. Sistem pelaksanaan dari kereta api lebaran ini adalah sebagai berikut
® Menyediakan lokomotif dan kereta dalam keadaan siap beserta personilnya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
® Meningkatkan perawatan dan pengawasan terhadap kondisi rel kereta api dan sistem telekomunikasinya.
® Meningkatkan pelayanan kepada pemakai jasa.
2.3 Pemanfaatan teknologi kereta api di Indonesia
Sistem trasportasi memiliki satu kesatuan definisi yang terdiri atas: sistem, yakni bentuk keterkaitan antara satu variable dengan variable lain dalam bentuk tatanan yang terstruktur, serta transportasi, yakni kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lainnya. Maksud adanya sistem transportasi adalah untuk mengatur dan mengkoordinasikan pergerakan penumpang dan barang yang bertujuan untuk memberikan optimalisasi proses pergerakan tersebut.
Kereta api lau mampu memberikan layanan regional maupun jarak pendek, karena angkutan jalan telah sangat memadai. Jaringan kereta api di Indonesia yang lebih dari 90% berupa jalur tunggal merupakan suatu kendala yang mendasar bagi pengembangan kecepatannya. Sementara itu kebutuhan angkutan khususnya pada saat-saat puncak seperti lebaran dan hari libur telah merasa tidak mampu dilayani, karena angkutan jalan sudah terasa jenuh. Di sini peran moda kereta api sangat dituntut untuk melayani pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Indonesia, khususnya di pulau Jawa.
Pembangunan kereta api di Indonesia sebagai salah satu alat transportasi memungkinkan pembukaan daerah luas untuk turut dalam kegiatan ekonomi, sehingga meningkatkan kesejahteraan secara luas pula. Kereta api sebagai salah satu bagian dari satu sistem angkutan khususnya bagi masyarakat Indonesia mempunyai fungsi yang bersifat pelayanan terhadap pelanggan, berorientasi kepada pasar, baik kepada penumpang maupun untuk barang yang dilayaninya berpindah tempat dari lokasi asal ke tempat tujuan. Di Indonesia satu-satunya perusahaan kereta api yang menyelenggarakan jasa angkutan kereta api adalah PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara Indonesia (BUMN).
Atas jasa dari Persero dalam memberikan pelayanan jasa tersebut, kereta api menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Indoensia karena dengan adanya alat teknologi transportasi kereta api tersebut masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dalam hidupnya. Kerata api di mata masyarakat Indonesia dipandang sebagai salah satu alat transportasi yang paling banyak manfaatnya.
Pelayanan intra moda transportasi untuk penumpang secara nasional di setiap stasiun relatif terpadu, sistem reservasi tiket secara “on line” telah dikebangkan di beberapa stasiun di Indonesia. Hal ini lebih memudahkan para pengguna jasa untuk melakukan pemesanan secara praktis. Kenyamanan penumpang transportasi kereta api dalam perjalanan relatif baik, jika dibandingkan dengan tarif yang dibebankan kepada pengguna jasa. Berbagai alternatif pelayanan dan kenyamanan yang tinggi pada berbagai lintasan trayek (relasi) telah tersedia sesuai dengan daya beli masyarakat (Ahmad, Munawar. 2005:134).
PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah banyak memberikan pelayanan terhadap masyarakat Indonesia, dengan berpedoman pada visi yaitu Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders dan misi Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama : keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan. Dengan visi dan misi tersebut Persero sampai saat ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia khususnya dalam bidang transportasi darat (Departemen Perhubungan. 2003:32).
Selain itu kereta api oleh masyarakat Indonesia dianggap sebagai satu-satunya alat transportasi darat jarak jauh yang paling murah biayanya atau mudah dijangkau, pembangunan kereta api juga memberikan kesempatan kerja banyak, hal ini amat berguna bagi bangsa-bangsa yang harus mengatasi kemiskinan. Tercipta banyak kesempatan kerja ketika membangun jaringan baru maupun dalam mengoperasikan kereta api. Diperlukan berbagai organisasi yang semuanya memberikan kesempatan kerja untuk banyak tenaga kerja. Hal ini jelas sekali penting dalam pembangunan Indonesia yang masih bergulat dalam masalah kemiskinan.
Kereta api juga merupakan moda transportasi massal yang paling efektif, baik untuk jarak jauh maupun dekat. Untuk mengatasi masalah angkutan massal satu kota besar tidak ada yang lebih efektif dari kereta api. Selain itu kereta api punya peran penting untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM). Sampai saat ini penggunaan bahan bakar sebagai sumber energi bagi alat transportasi masih merupakan hal yang mutlak, oleh karena itu konservasi energi untuk alat transportasi adalah mengerahkan BBM secara lebih hemat, tanpa mengurangi peranan angkutan dalam pembangunan ataupun pencapaian tujuan atau mewujudkan sasaran suatu kegiatan (Da.
Dari segi angkutan barang, keberadaan kereta api di pelabuhan laut dibutuhkan, begitu pula keberadaannya dalam menungjang angkutan penumpang udara diperlukan pelabuhan udara. Sasaran angkutan perkeretaapian di Indonesia bukan hanya bersifat ekonomis, tetapi juga bersifat politis/sosial dan budaya/pertahanan keamanan, yang dapat dicapai melalui integrasi total dari bagian-bagian dalam organisasinya, melalui perencanaan yang mencakup: SDM, finansial/ekonomi, operasi, sosial budaya, dan melalui jasa angkutan.
Pada dasarnya manfaat alat transportasi kereta api bagi masyarakat di Indonesia dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Menyediakan sarana dan prasarana untuk mengangkut barang dan penumpang dari satu tempat awal ke lokasi tujuan dengan tepat waktu.
b. Memberikan pelayanan yang cukup baik, sesuai dengan tingkat kereta api yang digunakan.
c. Mengendalikan persediaan dan penggunaan bahan bakar atau sumber tenaga yang dipakainya.
d. Mampu mendukung aspirasi sosial/masyarakat dari segi angkutan, menunjang pengembangan ekonomi wilayah, budaya, dan keamanan pertahanan negara.
e. Menyediakan kesempatan peluang kerja terhadap masyarakat.
Selain itu alat transportasi kereta api mempunyai keunggulan dibandingkan dengan alat transportasi lainnya, hal ini merupakan alasan mengapa kebanyakan masyarakat Indonesia lebih banyak menggunakan jasa kereta api dibandingkan dengan jenis angkutan lainnya. Berikut ini adalah beberapa keunggulan dari kereta api dibandingkan dengan alat transportasi lainnya di Indonesia.
1. Merupakan angkutan massal, dapat mengangkut jumlah penumpang dalam jumlah besar (tergantung pada jumlah dan kapasitas gerbong serta kekuatan mesin).
2. Tidak polutif, karena perkembangannya telah menggunakan bahan bakar diesel dan listrik.
3. Hemat energi dan ruang.
4. Aman dan lancar karena memiliki jalan sendiri yang tidak tergantung pada moda lain.
5. Efisien untuk lalulintas padat dan angkutan perkotaan. Hal ini dibuktikan dengan padatnya kereta api Jabotabek yang melayani penduduk urban di Jakarta dan sekitarnya.
6. Mampu menempuh jarak yang jauh, bertambah jauh jarak menjadi efisien dan biaya makin rendah.
7. Jadwal perjalanan dengan frekuensai tinggi dapat dilaksanakan.
8. Jarang sekali terjadi kongesti karena semula fasilitas dimiliki satu perusahaan sehingga penyediaan jasa lebih terjamin kelancarannya.
Dapat memberikan tingkat pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan angkutan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar